Jumat, 13 Januari 2012

SISTEM PENCERNAAN


SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

A. Pendahuluan
Makanan adalah salah satu kebutuhan makhluk hidup. Dari mana makhluk hidup mendapatkan makanan? Tentunya makhluk hidup memperoleh makanan dari alam yang telah diciptakan Tuhan. Makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya memberikan rasa kenyang saja, tetapi harus memenuhi syarat kesehatan dan memenuhi unsur gizi yang cukup. Gizi yang diperlukan tubuh kita adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Berbagai sumber bahan makanan yang kita makan tidak satu pun yang mengandung gizi lengkap. Untuk itu kita perlu memakan berbagai macam makanan guna memenuhi gizi bagi tubuh kita. Lalu bagaimana makanan yang sudah kita makan tersebut? Bagaimana makanan tersebut berjalan dalam perut kita? Makanan yang kita makan tidak dapat secara langsung diserap oleh tubuh, tetapi harus melalui proses pencernaan terlebih dahulu. Proses pencernaan makanan adalah perubahan makanan dari bentuk yang kasar (kompleks) menjadi bentuk yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus. Proses pencernaan melibatkan alat-alat pencernaan yang disebut sistem pencernaan.

B. Zat Makanan
Makanan berisi zat-zat gizi yang memberikan tubuh energi untuk bergerak dan bahan pembangun untuk pertumbuhan. Kita semua membutuhkan berbagai macam zat gizi agar tetap bugar dan sehat. Makanan yang beragam ini disebut diet berimbang. Tanpa asupan gizi yang cukup maka kemungkinan besar kita mudah terkena penyakit, misalnya penyakit yang menyerang pencernaan.
Fungsi makanan bagi tubuh kita adalah:
    Penghasil bahan bakar atau sumber energi (karbohidrat, lemak, dan protein).
    Bahan pembangun tubuh dan menggantikan sel-sel tubuh yang rusak (protein dan mineral).
    Pengatur proses yang terjadi dalam tubuh dan sebagai pelindung tubuh terhadap berbagai macam penyakit (protein, vitamin, dan mineral).
Syarat-syarat makanan yang baik bagi tubuh kita antara lain:
- higienis, harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.
- cukup mengandung kalori yang dibutuhkan tubuh.
- cukup mengandung karbohidrat, protein, dan lemak.
- mudah dicerna.
- cukup vitamin dan mineral.
- cukup air.
Kebutuhan akan makanan bagi tubuh manusia ditentukan oleh :
- umur.
- kondisi ekonomi.
- kesehatan.
- jenis kelamin.
- luas permukaan tubuh (berat badan).
- jenis kegiatan yang dilakukan.
- lapar dan puasa
- iklim
Tubuh manusia membutuhkan zat makanan dalam jumlah yang berbeda. Ada yang dibutuhkan dalam jumlah banyak (makronutrien), yaitu karbohidrat, protein, lemak, dan air. Ada pula yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, (mikronutrien) misalnya vitamin dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi tubuh kita karena 80% dari kalori yang diperlukan tubuh berasal dari karbohidrat. Sebagai penghasil energi setiap satu gram karbohidrat menghasilkan 4,1 kalori. Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Sumber utama karbohidrat adalah beras, jagung, sagu, gandum, singkong, ubi, kentang, talas, dan gula.
Karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu:
a. Monosakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas satu molekul gula dan merupakan karbohidrat yang paling sederhana. Contoh: glukosa dan fruktosa.
b. Disakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas dua molekul gula atau terdiri atas dua unit monosakarida. Contoh: sukrosa/gula putih (gabungan glukosa dan fruktosa), maltosa (gabungan glukosa dan glukosa), dan laktosa (gabungan glukosa dan galaktosa).
c. Polisakarida, adalah karbohidrat yang terdiri atas banyak gugus gula atau terdiri atas banyak unit monosakrida. Contoh : pati ( amilum), glikogen (gula otot), dan selulosa (pembentuk dinding sel tumbuhan).
Karbohidrat yang diserap oleh tubuh manusia berbentuk monosakarida. Salah satu monosakarida adalah glukosa. Di dalam hati, sebagian glukosa diubah menjadi glikogen untuk disimpan.
Fungsi karbohidrat:
– Sumber energi.
– Menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
– Berperan penting dalam proses metabolisme di dalam tubuh.
– Pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.
2. Protein
Protein tersusun dari unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Beberapa protein tertentu selain mengandung unsurunsur tersebut juga mengandung unsur belerang (S) dan fosfor (P). Protein dibentuk oleh berbagai macam asam amino (esensial dan nonesensial). Asam amino yang dibutuhkan tubuh ada 20 macam. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh, jadi harus didatangkan dari luar. Misalnya: leusin, lisin, metionin, fenilalanin, dan sebagainya. Asam amino nonesensial adalah asam amino yang dapat dibuat sendiri oleh tubuh.
Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani dan dari tumbuhan disebut protein nabati. Protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Sebaliknya, protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap. Jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan, terutama kedelai.
Setelah melalui proses pencernaan, protein diserap oleh usus halus dalam bentuk asam amino. Kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kondisi orang tersebut. Faktor yang memengaruhi kebutuhan protein antara lain usia, berat badan, jenis kelamin, kondisi tubuh, dan penyakit. Jika kebutuhan tersebut berlebih, maka kelebihannya akan dibuang melalui ginjal dalam bentuk urea.
Fungsi protein:
– Bahan pembangun sel-sel dalam jaringan tubuh.
– Mengganti atau memperbaiki sel-sel dalam jaringan tubuh yang rusak.
– Penghasil energi.
– Membuat substansi penting, misalnya enzim dan hormon yang membantu metabolisme tubuh.
– Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh.
3. Lemak (Lipid)
Lemak tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Komponen lemak adalah asam lemak dan gliserol. Setiap satu gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. Kebutuhan lemak untuk orang dewasa adalah 0,5 – 1 gram/kg.BB/hari. Lemak yang kita makan bisa berasal dari hewan disebut lemak hewani atau tumbuhan disebut lemak nabati. Bahan makanan yang mengandung lemak hewan antara lain daging, telur, susu, ikan, keju, dan mentega. Bahan makanan yang mengandung lemak nabati antara lain kelapa, kemiri, alpukat, durian, biji bunga matahari, kacang tanah, dan kacang-kacangan lainnya.
Fungsi lemak adalah:
– Sumber energi.
– Pelarut beberapa vitamin, yaitu vitamin A, D, E, dan K.
– Pelindung terhadap organ dalam tubuh.
– Pelindung tubuh dari suhu rendah.
– Cadangan makanan yang tersimpan di bawah kulit.
– Sebagai komponen bagian sel tertentu, misalnya membran sel.
4. Garam-Garam Mineral
Mineral adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh kita. Mineral tidak menghasilkan energi. Kebutuhan tubuh terhadap berbagai jenis mineral berbeda-beda. Untuk kesehatan dan pertumbuhan yang normal diperlukan mineral yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kekurangan salah satu mineral dalam tubuh dapat menimbulkan penyakit yang disebut defisiensi mineral.
Fungsi mineral adalah:
– Zat pengatur sehingga menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh berjalan normal, misalnya kalsium dan zat kapur.
– Zat pembangun tubuh karena dapat memengaruhi bentuk rangka, yaitu kalsium dan fosfor.
– Mengatur tekanan osmosis dalam tubuh.
– Memberi elektrolit untuk kerja otot dan saraf.
5. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh sebagai pelengkap. Vitamin mutlak diperlukan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Vitamin tidak menghasilkan energi. Vitamin berfungsi untuk pertumbuhan yang normal dan membantu metabolisme tubuh. Peranan vitamin tidak dapat digantikan oleh zat lain. Kekurangan vitamin dapat menyebabkan penyakit defisiensi. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air (B dan C) dan vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K).
6. Air
Air terdapat dalam jumlah besar pada tubuh manusia, meskipun air bukan zat gizi. Sekitar 60 – 70% berat tubuh kita terdiri dari air.
Fungsi air bagi tubuh adalah sebagai berikut:
– Sebagai pelarut reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh.
– Sebagai pelarut zat-zat sisa yang keluar dari tubuh dalam bentuk larutan.
– Sebagai pengangkut hasil metabolisme ke seluruh tubuh (air merupakan bagian terbesar yang menyusun darah).
– Mempertahankan suhu tubuh (37 °C).
Air dapat diperoleh tubuh baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung air diperoleh dari air minum, sedangkan secara tidak langsung dari makanan yang kita makan. Seorang dewasa memerlukan air sekitar 2,5 liter per hari. Tubuh kita kehilangan air melalui urine, keringat, feses, dan pernapasan. Jika kehilangan air dari tubuh tidak digantikan, maka dapat menyebabkan dehidrasi atau tubuh kekurangan air. Dehidrasi dapat menyebabkan kejang otot dan tubuh menjadi lemah.

C. Sistem Pencernaan Makanan
Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Pencernaan mekanik, adalah proses pengubahan makanan dari bentuk kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Proses ini dilakukan dengan menggunakan gigi di dalam mulut.
2. Pencernaan kimiawi, adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan enzim, yang terjadi mulai dari mulut, lambung, dan usus. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Proses pencernaan makanan melalui beberapa tahapan, antara lain :
1.    Ingesti, yaitu pemasukan makanan kedalam tubuh.
2.    Mastikasi, yaitu proses mengunyah makanan.
3.    Deglutisi, yaitu proses menelan makanan.
4.    Digesti, yaitu pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana.
5.    Absorpsi, yaitu proses penyerapan zat makanan.
6.    Defekasi, yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan (proses pembersihan)
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan makanan pada manusia adalah organ-organ tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dibedakan atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
1. Mulut
Proses pencernaan makanan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Di dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi.
Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan geligi kita dan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan kerongkongan.
a. Gigi
Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada tulang, tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Menurut perkembangannya, gigi lebih banyak persamaannya dengan kulit daripada dengan tulang.
1) Jenis gigi
Manusia memiliki empat jenis gigi untuk berbagi tugas mengunyah makanan, yaitu:
a) Gigi seri: berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris makanan.
b) Gigi taring: ujungnya yang runcing untuk mencabik dan menyobek makanan.
c) Gigi premolar (geraham depan): bentuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris dan melembutkan makanan.
d) Gigi molar (geraham belakang): bentuknya berlekuk-lekuk untuk melembutkan makanan.
2) Susunan gigi
a) Gigi sementara
Jenis ini juga disebut gigi susu. Susunannya yang lengkap terdiri dari 20 buah gigi:
– Delapan gigi seri
– Empat gigi taring
– Delapan geraham depan
Gigi-gigi ini mulai muncul pada usia 6 sampai 30 bulan. Biasanya pada usia 7 sampai 12 tahun gigi-gigi tersebut tanggal (copot) dan digantikan dengan susunan yang tetap.
b) Gigi tetap
Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah:
– Delapan gigi seri
– Empat gigi taring
– Delapan geraham depan
– Dua belas geraham belakang
Gigi yang pertama muncul adalah gigi molar pertama pada usia 6-7 tahun. Yang terakhir tumbuh ialah gigi molar ketiga, pada usia 17-25 tahun.
b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut, membersihkan sisa makanan di dalam mulut, membantu dalam berbicara, dan membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:
1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair dengan volume sekitar 20%.
2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah, menghasilkan ludah dengan volume sekitar 70%.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah, menghasilkan volume ludah sekitar 5%. Kelenjar submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase) yang berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6.8 – 7 dan suhu 37 °C.
2. Kerongkongan
Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang panjangnya pada orang dewasa kira-kira 25 cm. Pangkalnya adalah di leher, di belakang tenggorok, kemudian di daerah dada di belakang jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang dan bermuara dalam lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan. Bagian pangkal kerongkongan ( faring) berotot lurik dan bekerja secara sadar menurut kehendak kita. Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristaltik. Gerak ini terjadi karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan secara bergantian. Jadi gerak peristaltik merupakan gerakan kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantung, terletak di bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan sebagian tertutup oleh hati dan limpa. Makanan yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.
Lambung terdiri atas empat bagian, yaitu bagian kardiak, fundus, badan lambung, dan pilorus. Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak terdapat klep atau spingter yang disebut spingter esofageal, sedangkan di ujung pilorus terdapat spingter pilorus. Spingter esofageal berfungsi untuk menjaga makanan agar tetap di lambung dan hanya akan terbuka pada saat makanan masuk atau pada saat muntah.
Dinding lambung terdiri atas otot-otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong yang menyebabkan lambung berkontraksi. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi menghasilkan getah lambung. Makanan yang masuk ke dalam lambung tersimpan selama 2 – 5 jam. Selama makanan ada di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dan bercampur dengan getah lambung. Proses pencampuran tersebut dipengaruhi oleh gerak peristaltik.
Getah lambung adalah campuran zat-zat kimia yang sebagian besar terdiri atas air, asam lambung ( HCl), serta enzim pepsin, renin, dan lipase. Getah lambung bersifat asam karena mengandung banyak asam lambung. Asam lambung berfungsi untuk membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan, mengubah sifat protein, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Lipase adalah enzim yang menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi untuk pengeluaran ( sekresi) getah lambung.
Makanan dicerna oleh otot lambung dan enzim sehingga makanan menjadi lembut seperi bubur dan disebut kim. Otot pilorus yang membentuk klep akan mengatur keluarnya kim sedikit demi sedikit dari lambung ke duodenum. Otot pilorus yang mengarah ke lambung akan mengendur jika tersentuh kim yang bersifat asam, sebaliknya otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan mengerut jika tersentuh kim.
4. Hati
Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut sebelah kanan. Hati membuat empedu yang terkumpul dalam kantung empedu. Empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding kantung empedu. Pada waktu tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu.
Dalam metabolisme karbohidrat, hati berfungsi untuk:
– Menyimpan glikogen.
– Mengubah galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa.
– Glukoneogenesis (pengubahan molekul-molekul lemak, protein, dan laktat menjadi glukosa).
– Membentuk senyawa kimia penting dari hasil perantara metabolisme karbohidrat.
Hati berfungsi sangat penting terutama untuk mempertahankan konsentrasi gula dalam darah. Pada metabolisme protein, hati berfungsi untuk:
– Pembentukan sebagian besar lipoprotein.
– Pembentuk sejumlah besar kolesterol dan fosfolipid.
– Mengubah sejumlah besar karbohidrat dan protein menjadi lemak.
Pada metabolisme protein, hati berfungsi untuk:
– Deaminasi asam amino, yaitu pengurangan gugus amin (-NH2) pada asam amino.
– Pembentukan urea, untuk mengeluarkan amonia dari cairan tubuh.
– Pembentukan plasma protein.
– Interkonversi di antara asam amino yang berbeda untuk proses metabolisme tubuh.
Hati mempunyai kecenderungan untuk menyimpan vitamin. Vitamin yang disimpan di hati adalah A, D, dan Vitamin B12.
5. Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas adalah sebuah alat yang panjang melintang pada dinding belakang perut dan berjalan ke kiri sampai pada limpa. Ujungnya terletak dalam lengkung usus dua belas jari. Saluran pankreas bermuara di dalam usus dua belas jari bersama dengan saluran empedu. Sebagian jaringan pada pankreas dapat mengeluarkan getahnya yaitu insulin. Insulin akan dicurahkan langsung ke dalam darah. Karena itu, maka pankreas disebut juga kelenjar buntu. Bubur makanan yang keluar dari lambung dan masuk ke dalam usus halus bercampur dengan empedu dan getah pankreas sehingga pencernaan makanan berlangsung terus. Bubur makanan itu disiapkan untuk diserap zat-zat makanannya oleh dinding usus. Penyerapan ini juga terjadi pada usus halus lainnya, yang terletak berliku-liku dalam rongga perut bagian bawah.
Peran kelenjar pankreas dalam pencernaan adalah menghasilkan getah pankreas. Getah pankreas dialirkan ke dalam saluran pencernaan pada duodenum melalui ductus coledochus bersama cairan empedu. Getah pankreas mengandung lipase, garam karbonat, dan tripsinogen. Lipase adalah enzim yang digunakan untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsinogen adalah enzim yang belum aktif, jika sudah aktif akan menjadi tripsin dan berperan mencerna protein secara kimiawi. Garam karbonat berperan dalam pencernaan lemak.
6. Usus halus
Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum, dan ileum (usus penyerapan). Bagian pertama dari usus halus adalah usus duodenum (dua belas jari) yang melengkung seperti ladam. Panjangnya kira-kira 30 cm. Pada duodenum bermuara dua saluran, yaitu dari pankreas dan kantung empedu sehingga terjadi proses pencernaan secara kimiawi. Di dalam jejunum makanan mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan oleh usus halus. Enzim-enzim tersebut adalah:
a. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
b. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa.
c. Erepsin atau dipeptidase, berfungsi mengubah dipeptida atau pepton menjadi asam amino.
d. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
e. Disakarase, berfungsi mengubah disakarida menjadi monosakarida.
f. Peptidase, berfungsi mengubah polipeptida menjadi asam amino.
g. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
h. Lipase, berfungsi mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
Di dalam ileum banyak terdapat jonjot usus yang berfungsi untuk memperluas permukaan usus halus sehingga proses penyerapan makanan akan menjadi lebih sempurna. Zat makanan berupa glukosa, asam amino, vitamin, mineral, dan air setelah diserap oleh usus halus akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepatika ke hati. Selanjutnya dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening (pembuluh kil) dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Garam empedu yang masuk ke darah menuju ke hati dibuat empedu kembali.
Vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) diserap oleh usus halus dan diangkut melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya vitamin-vitamin tersebut masuk ke peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak ke usus besar. Seluruh usus halus panjangnya beberapa meter. Ujungnya bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu, yaitu suatu bagian pendek usus besar yang buntu.
7. Usus Besar
Di sebelah kanan dalam rongga perut terdapat usus besar naik, dalam rongga perut sebelah atas terdapat lanjutannya sebagai usus besar melintang dan dalam rongga perut sebelah kiri dijumpai usus besar turun yang berlanjut sebagai usus besar bentuk “S”. Setelah usus besar berbentuk S terdapat poros usus (rektum). Di dalam usus besar sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi menjadi kental, karena airnya diserap kembali oleh dinding usus besar. Sisa makanan tersebut sampai ke dalam poros usus yang terletak pada dinding belakang panggul kecil. Perjalanan makanan di dalam usus besar dapat mencapai 4 – 5 jam. Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain itu, E. coli jugan enghasilkan vitamin K yang berperan penting dalam proses pembekuan darah.
8. Anus
Di dalam usus besar, feses didorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristaltik menuju ke rektum (poros usus) yang merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang dubur yang nantinya mengeluarkan feses. Gerakan peristaltik dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Akan tetapi, pada saat buang air besar otot spingter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot spingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya, feses dapat terdorong ke luar anus.

D. Gangguan Sistem Pencernaan
Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis). Kelainan dan penyakit pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
1. Diare
Diare merupakan keadaan buang air besar yang terjadi terlalu sering dengan feses yang banyak mengandung air. Diare menyebabkan tubuh kehilangan banyak air. Diare yang berlangsung lama menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akan menyebabkan tubuh terasa lemas karena banyak kehilangan air dan garam mineral. Penyebab penyakit diare antara lain ansietas (stres), peradangan usus (misalnya kolera, disentri), kekurangan gizi (misalnya kelaparan, kekurangan zat putih telur), keracunan makanan atau tidak tahan terhadap makanan tertentu.
2. Sembelit
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengonsumsi makanan yang berupa tumbuhan atau berserat.
Beberapa faktor penyebab sembelit adalah:
a. Kurang minum.
b. Kurang makanan berserat.
c. Tidak membiasakan diri buang air besar setiap hari.
d. Usia.
e. Kurangnya aktivitas fi sik.
f. Kehamilan.
g. Dalam kondisi sakit.
h. Stres.
Untuk mencegah sembelit, sebaiknya banyak minum air putih dan makan makanan yang banyak mengandung serat.
3. Tukak Lambung ( Maag)
Tukak lambung adalah luka pada lapisan lambung atau usus dua belas jari yang dikenal dengan sakit maag. Luka akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan menghidrolisis atau mengikis bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu (terutama) bakteri Helicobacter pylori dan produksi HCl yang berlebihan. Gejala umum penyakit maag adalah pegal-pegal di punggung selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala ini terjadi 2 – 3 jam setelah makan atau terjadi tengah malam ketika perut kosong. Gejala-gejala lainnya yaitu berat badan berkurang, kurang nafsu makan, mual, dan muntah-muntah.
4. Radang Usus Buntu
Radang usus buntu akibat dari infeksi yang terjadi pada usus buntu. Gejala penyakit ini adalah sakit perut. Sakit perut yang dirasakan biasanya di perut bagian bawah sebelah kanan. Radang usus buntu terjadi jika lubang yang menghubungkan usus buntu dengan usus besar tersumbat. Penyumbatan dapat terjadi karena lendir yang menebal atau masuknya benda keras. Lendir ini lama-kelamaan akan mengeras dan menyumbat lubang usus buntu. Selanjutnya, bakteri yang secara alami berada dalam usus buntu menginfeksi dinding usus buntu. Infeksi inilah yang menyebabkan usus buntu meradang dan menimbulkan rasa sakit.
5. Radang pada Dinding Lambung (Gastritis)
Radang dinding lambung merupakan peradangan yang terjadi pada membran mukus yang melapisi lambung. Gejala radang dinding lambung misalnya kesulitan bernapas, feses hitam bercampur darah, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Radang dinding lambung dapat disebabkan oleh alergi terhadap makanan tertentu, alkohol, obat-obatan, racun, dan bakteri tertentu.

E. Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia
Pola sistem pencernaan pada hewan memamah biak (ruminansia) umumnya sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Perbedaannya terletak pada susunan dan fungsi gigi serta lambungnya. Susunan giginya terdiri atas:
1. Gigi seri ( incicivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli rumput.
2. Geraham belakang ( molar) memiliki bentuk datar dan lebar.
3. Rahang yang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Namun demikian, struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang lain. Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek. Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu berdilatasi (membesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi.
Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar disebut bolus. Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
Dari mulut, makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim. Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan menghancurkan selulosa. Mikroba penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, ruminansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada manusia. Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk fermentasi selulosa.
Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci. Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat. Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk merombak selulosa, tetapi juga dapat menghasilkan biogas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).



Sumber : Buku BSE Depdiknas & sumber lainnya.