PLANTAE

KINGDOM PLANTAE



Tumbuhan (plantae) merupakan makhluk hidup yang telah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini bersifat eukariot, multiseluler, mengandung klorofil, dapat melakukan fotosintesis, memiliki alat reproduksi multiseluler, dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual, ada pergantian generasi, serta dinding selnya tersusun dari selulosa. Biasanya hidup di daratan (tanah) dan berfungsi sebagai sumber utama oksigen bagi atmosfer bumi. Pada klasifikasi makhluk hidup dalam lima kingdom, makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan biji. Berdasarkan perbedaan dan persamaan morfologisnya, tumbuhan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan tidak berpembuluh dan kelompok tumbuhan yang berpembuluh. Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
A. Tumbuhan Tidak Berpembuluh
Tumbuhan ini disebut tumbuhan tidak berpembuluh karena tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini tidak mempunyai saluran atau pembuluh yang khusus untuk mengalirkan zat makanan, air, garam, dan mineral ke seluruh bagian tubuh. Bryophyta (lumut) dan Lichenes (lumut kerak) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok ini.
B. Tumbuhan Berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh merupakan tumbuhan yang lebih sempurna daripada tumbuhan tidak berpembuluh karena telah memiliki akar, batang, dan daun. Selain itu, juga telah memiliki pembuluh yang merupakan jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut berupa dua pembuluh, yaitu pembuluh xilem dan pembuluh floem. Xilem berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah dan diangkut ke daun. Floem berfungsi untuk mengangkut sari makanan hasil fotosintesis dan mengedarkannya ke seluruh tubuh tanaman. Tumbuhan berpembuluh ini terdiri atas dua kelompok, yaitu tumbuhan paku (Pteridophyta) dan tumbuhan biji (Spermatophyta). Tumbuhan biji dibagi lagi menjadi tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).


LUMUT (BRYOPHYTA)

A. Ciri-ciri lumut
1. tubuhnya multiseluler (terdiri dari banyak sel).
2. hidup pada tempat yang lembab atau basah.
3. struktur tubuhnya masih berupa thallus (belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun yang sebenarnya).
4. mempunyai klorofil sehingga dapat berfotosintesis.
5. belum mempunyai pembuluh angkut xilem dan floem.
6. ukuran tubuhnya mempunyai tinggi tidak lebih dari 40 cm, bahkan ada yang bersifat mikroskopis.
7. berkembang biak secara aseksual (dengan perkembangan spora) dan seksual (fertilisasi sel sperma dan sel  telur).
8. mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
9. hidup menempel pada batu, tanah, tembok, pohon, maupun genteng.


B. Struktur Tubuh Lumut
Terdiri dari :
1. sporofit (tutup kapsul, kapsul, dan tangkai kapsul).
2. daun/non-nascular “leaves” yang berupa lembaran sederhana.
3. batang/non-vascular “stem”.
4. rhizoid yang digunakan untuk menyerap air dan garam mineral dari tanah.


C. Daur Hidup / Perkembangbiakan (metagenesis) lumut.
Jika spora lumut jatuh di tempat yang sesuai (kondusif), spora akan tumbuh menjadi protonema. Protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut yang merupakan turunan vegetatif. Tumbuhan lumut hasil perkembangan dari protonema akan menghasilkan alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin betina (arkegonium). Anteridum akan menghasilkan sel sperma (spermatozoid) dan arkegonium akan menghasilkan sel telur (ovum). Pembuahan antara spermatozoid dengan ovum akan menghasilkan zigot hingga tumbuh embrio yang kemudian tumbuh menjadi sporogonium (badan penghasil spora) atau sporofit (tumbuhan penghasil spora). Sporofit merupakan turunan generatif. Sporogonium menghasilkan sel induk spora yang akan menghasilkan spora. Begitu seterusnya hingga terbentuk daur/siklus hidup lumut.


D. Pembagian Kelas pada Lumut
Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Hepaticae / Hepaticopsida (Lumut Hati).
Ciri-cirinya :
a. talus berbentuk lembaran.
b. mempunyai gemma sebagai alat reproduksi vegetative.
c. ditemukan di permukaan tanah, air, dan batuan.
Contohnya : Marchantia polymorpha dan Riccia natans.
2. Anthocerotae / Anthocerotopsida (Lumut Tanduk).
Ciri-cirinya :
a. sporofit berbentuk seperti tabung dengan bagian ujung bercabang membentuk seperti tanduk.
b. talus berbentuk lembaran.
c. biasa ditemukan di tepi sungai, danau, atau saluran air.
Contohnya : Anthoceros sp.
3. Musci / Lumut sejati (Lumut Daun).
Ciri-cirinya :
a. talusnya berbentuk mirip rumput berukuran pendek.
b. mempunyai batang tegak, bercabang, dan berdaun kecil-kecil.
c. ditemukan di permukaan tanah, batuan, tembok, dll.
Contohnya : Spaghnum dan Polytrichum commune.

E. Manfaat tumbuhan lumut.
1.  Marchantia dapat digunakan sebagai obat hepatitis (radang hati).
2.  Spaghnum dapat digunakan sebagai bahan pembalut luka dan bahan bakar.
3.  lumut yang tumbuh di hutan dapat dijadikan sebagai bantalan untuk menyerap air hujan (pencegah banjir).
4.  lumut gambut yang tumbuh di rawa dapat digunakan sebagai pupuk penyubur tanah dan dapat dijual.
5. Liken (Lichenes) atau lumut kerak dapat mempercepat pembentukan tanah untuk tempat tumbuh berbagai tumbuhan, sehingga disebut pula sebagai tumbuhan perintis (vegetasi pioneer).


TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)

A. Ciri-ciri Paku
1. merupakan tumbuhan kormus karena sudah memiliki akar, batang, dan daun yang sesungguhnya.
2. sudah memiliki pembuluh angkut berupa xilem dan floem.
3. memiliki klorofil sehingga sudah bersifat autotrof (dapat membuat makanan sendiri).
4. mengalami metagenesis (pergiliran keturunan / daur hidup), dimana generasi sporofit lebih dominan daripada generasi gametofitnya.
5. alat perkembangbiakan masih berupa spora, sehingga disebut kormofita berspora.
6. hidup di tempat yang lembab atau berair dengan cara menempel atau hidup di atas tanah.
7. mempunyai 2 macam daun, yaitu daun yang menghasilkan spora (sporofil/ental) dan daun yang tidak menghasilkan spora (tropofil).
8. pada daun yang masih muda (dalam masa pertumbuhan) dalam keadaan menggulung, dan pada daun yang tua mempunyai sorus (kumpulan dari beberapa kotak spora/sporangium).
9. dalam pengertian sehari-hari, yang dikenal dengan tumbuhan paku adalah generasi sporofitnya.
10. mempunyai ukuran tubuh yang bervariasi, sebagian besar sudah bersifat makroskopis.

B. Daur Hidup / Pergiliran Keturunan (Metagenesis) Tumbuhan Paku.
Seperti pada tumbuhan lumut, pada tumbuhan paku juga terjadi siklus hidup atau pergiliran dua keturunan, yaitu keturunan gametofit dan  sporofit. Gametofit pada tumbuhan paku dina-makan protalium atau protalus. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu. Bentuk protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada tempat tumbuhnya dengan rizoid. Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium yang masing-masing merupakan penghasil sel jantan dan sel betina yang dalam perkembangan selanjutnya akan bertemu dan melebur menghasilkan zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Tumbuhan paku inilah yang merupakan keturunan yang diploid, yaitu sporofit. Jadi di dalam siklus hidup tumbuhan paku sporofit adalah generasi yang dominan. Selanjutnya, pada keturunan sporofit, tumbuhan paku akan menghasilkan spora. Dan kemudian spora tersebut akan tumbuh menjadi protalium, demikian seterusnya siklus hidup berlanjut.

Sebagian besar paku adalah homospora, yang berarti menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Pada jenis paku lain ditemukan tipe heterospor, yaitu jenis paku yang mengasilkan dua macam spora yang ukurannya tidak sama. Terdapat pula tumbuhan paku yang menghasilkan spora yang bentuk luarnya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya. Tumbuhan ini dinamakan paku peralihan antara homospor dan heterospor.


C. Klasifikasi Tumbuhan Paku.
Dibagi menjadi 4 kelas, yaitu:
1. Psilophyta / Paku Purba / Paku Telanjang
Ciri-cirinya:
a. merupakan paku primitif.
b. belum memiliki daun.
c. sporangium dibentuk di ketiak buku.
d. sebagian besar anggotanya sudah punah.
Contoh : Psilotum nudum.
2. Lycophyta / Lycopodiinae (Paku Kawat)
Ciri-ciri :
a. daun berbentuk seperti lembaran atau sisik, duduk daun tersebar.
b. batangnya seperti kawat.
c. sporangium tersusun dalam strobilus.
Contoh : Lycopodium cernuum, Selaginella wildenowii, Isoetes/Isoetales sp.
3. Pterophyta (Paku Sejati)
Ciri-ciri :
a. daun berukuran besar, tulang daun menyirip.
b. daun mudanya menggulung.
c. sorus dibentuk di bawah permukaan daun.
d. sporangium dibentuk di dalam sorus (paku yang hidup di darat) dan sporokarpium (paku yang hidup di air).
Contoh: Marselia crenata (semanggi), Adiantum cuneatum (suplir), Pteridium (paku breik), Polystichum (paku natal), Camptosorus (paku jalan), Azolla pinnata (Paku sawah), Leucaena glauca (Paku Tiang), paku sarang burung, paku tanduk rusa, dll.
4. Spenophyta / Equisetophyta (Paku Ekor Kuda).
Ciri-ciri :
a. daun berbentuk seperti sisik, transparan, duduk daunnya berkarang.
b. batang berongga dan berbuku-buku/beruas-ruas.
c. Strobilus tersusun dalam strobilus, membentuk ekor seperti kuda.
Contoh : Equisetum debile, Rhynia elegans.

D. Manfaat Tumbuhan Paku
digunakan sebagai:
1. bahan bakar (berupa batu bara) yang dihasilkan dari paku purba.
2. pupuk hijau (Azolla pinnata).
3. bahan makanan (semanggi/Marselia crenata dan pakisan).
4. tanaman hias (suplir/Adiantum cuneatum, paku sarang burung, paku tanduk rusa, dll).
5. bahan obat-obatan (Lycopodium dan Aspidium filixmas sebagai obat penyakit kulit).  
6. bahan bangunan/tiang rumah (Leucaena glauca).




TUMBUHAN BIJI (SPERMATOPHYTA)

A. Ciri-ciri
1. menghasilkan biji sehingga disebut pula spermatophyta.
2. menghasilkan bunga (anthophyta).
3. menghasilkan embrio (embriophyta).
4. alat kelamin yang berupa benang sari dan putik terpisah (phanerogamae).
5. struktur tubuh berupa kormus.
6. mengandung klorofil, sehingga mampu berfotosintesis (fotoautotrof).
7. multiseluler, eukariotik.

B. Klasifikasi
Spermatophyta dibedakan menjadi 2 subdivisi, yaitu Gymnospermae (berbiji terbuka) dan Angiospermae (berbiji tertutup).

1. Gymnospermae (berbiji terbuka)
Menurut Strassburger, Gymnospermae dibagi menjadi 7 kelas, dimana 3 kelas sudah punah dan tinggal 4 yang masih hidup. Tiga kelas yang sudah punah antara lain Pteridospermae, Cordaitinae, dan Bennetitinae.
Empat kelas yang masih hidup antara lain :
a.  Gnetinae, ciri-cirinya :
1)  Terdiri dari kurang lebih 70 species.
2)  Berupa perdu, liana, dan pohon.
3)  Sebagian besar berumah 2.
4)  Lebih maju perkembangannya daripada Gymnospermae yang lain karena sudah punya perhiasan bunga.
5)  Contoh Gnetum gnemon (melinjo) dan Epedra sp. (cemara berdaun yang bukan berbentuk jarum).
b. Cycadinae, ciri-cirinya :
1)  Anggotanya sekitar 100 species.
2)  Semua pakis haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan betina.
3)  Beberapa pakis haji yang besar dapat dimakan bagian teras batangnya, karena mengandung pati dalam jumlah yang lumayan.
4)  Contoh : Cycas rumphii (pakis haji), Zamia sp., Microcycas sp. dan Dioon sp.
                c.  Coniferinae, ciri-cirinya :
1)  Strobilus berbentuk runjung (cone).
2)  Terdiri dari sekitar 550 species.
3)  Punya batang besar, berkayu, perdu/ pohon, dan daun berbentuk jarum.
4)  Berumah 1 atau 2.
5) Contoh : Pinus merkusii (pinus), Cupressus lusitanica (cemara berdaun berbentuk jarum), Agathis alba (damar), dan Podocarpus sp.
d. Ginkyoinae, ciri-cirinya :
1)  Punya 1 species, yaitu Ginkgo biloba.
2)  Berumah 2 & dapat meranggas.
3)  Daun lebar berbentuk kipas dengan tulang daun mirip rusuk yang menonjol.
4)  Digunakan sebagai tanaman hias dan obat-obatan (asma, tekanan darah, membantu kecerdasan).
5)  contoh : Ginkgo biloba.

2. Angiospermae (berbiji tertutup)
Terdiri dari 2 kelas, yaitu:
1). Monocotyledoneae (biji berkeping lembaga satu).
Monocotyledoneae dibagi menjadi beberapa ordo (bangsa), dan beberapa ordo dibagi menjadi beberapa familia (suku).
Beberapa suku  yang penting dari anggota monocotyledonae antara lain:
a. Amaryllidaceae (bakung-bakungan), contoh: Agave contata (nanas seberang) dan Crinum asiaticum (bakung).
b. Arecaceae (Palmae), contoh: Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinnata (aren), Calamus caesius (rotan), dan Salacca edulis (salak).
c. Araceae (suku talas), contoh: Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul).
d. Bromeliaceae (suku nanas), contoh: Ananas comosus (nanas).
e. Poaceae/Gramineae (suku padi-padian), contoh: Zea mays (jagung), Oryza sativa (padi), Saccharum officinarum (tebu), gandum.
f. Liliaceae (suku lilia), contoh: Alloe vera (lidah buaya), Allium cepa (bawang merah).
g. Zingiberaceae (suku lengkuas/empon-empon), contoh: Curcuma sp. (kunyit) dan Alpinia galanga (laos).
h. Musaceae (pisang-pisangan), contoh: Musa paradisiaca (pisang).
i. Orchidaceae (suku anggrek), contoh: Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan).
2). Dicotyledoneae (biji berkeping lembaga dua).
Beberapa suku yang penting dari kelas dicotyledoneae antara lain:
a. Papilionaceae (suku kacang-kacangan), contoh: Arachis hypogaea (kacang tanah), Vigna radiata (kacang hijau), dan Vigna sinensis (kacang panjang).
b. Euphorbiaceae (suku getah-getahan), contoh: Manihot utilissima (ketela pohon) dan Hevea brasiliensis (karet).
c. Mimmosaceae (suku polong-polongan), contoh: Mimmosa pudica (putri malu), dan Leucaena glauca (petai cina).
d. Caesalpiniaceae (suku johar), contoh: Caesalpinia pulcherrima (kembang merak), Tamarindus indica (asam), Casia siamea (johar).
e. Labiatae, contoh: Oscimum basillicum (kemangi), dan Orthosiphon spicatus (kumis kucing).
f. Convolvulaceae, contoh: Ipomea batatas (ketela rambat), dan Ipomea reptans (kangkung).
g. Myrtaceae, contoh: Eugenia aquea (jambu air) dan Psidium guajava (jambu biji).
h. Moraceae, contoh: Artocarpus integra (nangka), Artocarpus communis (sukun), Ficus benjamina (beringin), dan Morus albus (murbei).
i. Rutaceae (jeruk), contoh: Citrus maxima (jeruk Bali) dan Citrus aurantifolia (jeruk nipis).
j. Rubiaceae, contoh: Coffea arabica dan Coffea robusta (kopi).
k. Malvaceae (kapas-kapasan), contoh: Gossypium herbareum (kapas), Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu), Hibiscus tilliaceus (waru), dan Hibiscus sabdarifa (rosela).
l.Bombaceae, contoh: Durio zibethinus (durian).
m. Apocynaceae (suku kamboja), contoh: Plumeria acuminata (kamboja) dan Allamanda cathartica (alamanda).
n. Verbenaceae, contoh: Tectona grandis (jati).
o. Annonaceae, contoh: Annona muricata (sirsat) dan Annona squamosa (srikaya).
p. Cucurbitaceae (timun-timunan), contoh: Cucurmis sativus (mentimun), Cucurbita moschata (labu).
q. Asteraceae (Compositae), contoh: Helianthus annuus (bunga matahari), Tagetes erectus (kenikir).
r. Solanaceae (suku terung-terungan), contoh: Solanum tuberosum (kentang), Solanum lycopersicum (tomat).
Perbedaan Gymnospermae dengan Angiospermae
Pembeda
Gymnospermae
Angiospermae
 1.   1. Alat reproduksi


2.      2. Ikatan pembuluh / vasis



3.      3. Bakal biji
4.      4. Pembuahan
Berupa strobilus, antara strobilus jantan dan betina terpisah.
Terdapat xilem dan floem. Xilem berupa trakhea dan floem tidak disertai sel pengiring.
Tidak terlindung daun buah.
Tunggal.
Berupa bunga dengan benang sari dan putik.

Terdapat xilem dan floem. Xilem berupa trakhea dan floem disertai sel pengiring.

Terlindung oleh daun buah.
Ganda.

Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil
No.
Pembeda
Monokotil
Dikotil
1.
2.
3.
4.




5.



6.

7.
8.
Jumlah keping biji (kotiledon).
System perakaran.
Keadaan batang




Keadaan daun



Jumlah bagian bunga (mahkota)
Cambium
Letak berkas pembuluh angkut
Satu

Serabut
Tidak bercabang, ruas tampak jelas, ukuran batang dari pangkal hingga ujung hamper sama.
Tunggal, berupih, duduk daun berseling atau roset, tulang daun sejajar atau melengkung.
3 atau kelipatannya.

Tidak punya.
Tersebar.
Dua

Tunggang
Bercabang, ruas tidak kelihatan jelas, batang dari pangkal hingga ke ujung mengerucut.

Tunggal atau majemuk, duduk daun tersebar atau berkarang, tulang daun menjari atau menyirip.
 2, 4, atau 5

Punya.
Melingkar (konsentris)

C. Reproduksi
1. Reproduksi vegetative dengan tunas, rhizome, stek, akar (tunas) liar, dll.
2. Reproduksi generative
a. pada Gymnospermae
dimulai dari serbuk sari yang mengandung sel sperma diterbangkan oleh angin sehingga sampai di bakal biji dan menempel pada sisik strobilus betina. Kemudian terbentuk buluh serbuk yang akan mengantar sel sperma (spermatozoid) untuk bertemu dengan sel telur (ovum) yang ada di dalam bakal biji sehingga terjadi pembuahan (fertilisasi) membentuk biji yang bersayap tipis. Biji itu kemudian akan diterbangkan oleh angin sehingga akan jatuh di tempat yang sesuai dan selanjutnya berkecambah untuk berkembang menjadi tumbuhan baru.
b. pada Angiospermae
pembuahan yang terjadi ada 2 macam, sehingga disebut pula dengan pembuahan ganda. Prosesnya dimulai setelah terjadi penyerbukan, serbuk sari yang menempel di kepala putik tumbuh menjadi buluh serbuk. Buluh serbuk mengantar inti spermatozoid I untuk bertemu dengan inti sel telur di dalam bakal biji sehingga terjadi fertilisasi (pembuahan). Setelah terjadi fertilisasi maka akan menghasilkan zigot yang pada perkembangannya akan tumbuh menjadi embrio dan akhirnya berkecambah tumbuh menjadi tumbuhan baru. Selain itu juga akan terjadi peleburan inti spermatozoid II dengan inti kandung lembaga sekunder menghasilkan putik lembaga (endosperm) yang berfungsi sebagai cadangan makanan bagi embrio.